Ketahuilahbahwa semua yang kita miliki titipan Allah. Karena pemberian tersebut titipan, maka kita harus menjaganya dengan baik sesuai amanah. Allah menitipkan kepada kita berupa umur, harta, kemewahan, kecantikan, anak-anak, dan lain sebagainya. Semua itu tidak akan abadi, karena itu hanya titipan dan bukan untuk dimiliki seutuhnya.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Semua yang kita miliki dalam hidup ini pada hakekatnya merupakan titipan Sang Khalik, Zat yang maha memiliki dan maha berkuasa atas seluruh alam semesta ini. Sebagai manusia kita hanya diberi Sang Pemilik hak pakai sementara. Waktu dan masa pakainya tidak ada yang tahu pasti, tergantung Sang Pemilik kapan Dia akan mengambil lagi semua yang pernah dititipkan pada kita. Ada yang cepat, ada yang lambat bahkan ada yang sangat lama sekali sehingga sangkin lamanya kita seringkali lupa bahwa semua kepunyaan kita itu hanya merupakan titipanNya. Hanya saja Sang Pemilik berbaik hati dengan memberikan waktu yang lebih lama sebelum mengambilnya lagi. Istri, suami, anak-anak, harta benda, jabatan kesemuanya itu merupakan titipan Sang Pemilik. Dalam setiap titipan-titipan-Nya tersebut ada ujian, sejauhmana kita kita bisa amanah terhadap apa yang telah dititipkan-Nya. Seorang istri adalah sebuah amanah bagi suami agar dapat membimbingnya dan bersabar atasnya, pengalihan tanggungjawab dari orangtuanya kepada suami saat menikah yang dipersaksikan oleh Allah swt. Demikian juga halnya dengan anak-anak, yang merupakan amanah dari Allah swt. kepada orangtua untuk mengasuhnya, membimbingnya, memastikannya agar tetap bisa berada dijalan-Nya. Bagian yang tersulit adalah apakah kita bisa ikhlas saat Sang Pemilik mengambil kembali segala sesuatu yang pernah dititipkan-Nya. Sulit sekali menghadirkan perasaan rela apalagi ikhlas saat Sang Empunya meminta titipan-Nya. Waktu membuat kita sering lupa bahwa semuanya itu hanya sekedar titipan-Nya dan pada waktunya juga akan diambil kembali. Cara Sang Pemilik mengambil titipan-Nya juga unik, berbeda-beda dan tentu saja sesuai dengan keinginan Sang Pemilik. Ada yang diambil satu persatu, bisa dalam rentang waktu yang dekat atau rada lama. Ada yang diambil secara besamaan untuk dua hal atau bahkan lebih sekaligus. Ada yang diambil secara tiba-tiba, tetapi seringkali Sang Pemilik sudah memberikan sinyal-sinyal akan mengambil titipan-Nya, tetapi terkadang firasat yang kurang tajam dan batin yang kurang peka sehingga kita tidak mampu membaca tanda-tanda yang telah diisyaratkan-Nya. Tak perlu sedih saat Sang Empunya mengambil kembali titipan-Nya, hadirkan ikhlas dihati dan ucapkan " Inna lillaahi wainnaa ilaihi raaji'uun " Sesungguhnya kami ini adalah milik Allah dan sungguh kami akan kembali kepada-Nya. Karena sesungguhnya kita juga dititipkan kedunia ini hanya untuk sementara saja oleh Sang Khalik menuju kehidupan yang lebih abadi. Mari bergegas menyiapkan bekal. Note On board Jakarta-Medan 28 Maret 2012 Sehabis melaksanakan Umrah Lihat Catatan SelengkapnyaDiscovershort videos related to apa yang kita miliki adalah titipan on TikTok. Watch popular content from the following creators: Danz_ir(@thesinner68), Farah l SharingBarengFarah(@farah_hakim4), 🐰 Halimah Azzahra 🐰(@halimahazzhr_), Idris Al-Abbasy(@idris_alabbasy), Yulia Franda(@yuliafranda), ivan(@reyvan98), natureismypassion(@natureismypassion), zitiez.0786(@itiez.0786), S.3663.RA
September 24, 2008 at 630 am Semua yang Kita Miliki adalah Titipan Allah swt. Ahad,21 September 2008 Terkadang manusia sering mengklaim bahwa apa yang ia miliki sekarang adalah mutlaq kepunyaannya karena ia beranggapan bahwa segala yang ia dapatkan adalah hasil usaha dan jerih payahnya sendiri, dan melupakan Dzat yang memilikinya. Pada hakikatnya segala sesuatu yang kita dapatkan adalah titipan dari Dzat yang telah menciptakan kita yaitu Allah SWT. Harta kekayaan, keluarga, ilmu, jabatan, dsb itu tidak lain adalah titipan dariNya yang harus kita pelihara baik-baik dan sesuai dengan jalanNya. Harta kita harus kita pergunakan di jalan Allah seperti untuk bershodaqah, berzakat, membantu orang yang tidak mampu, dsb. Keluarga kita harus kita didik dan kita arahkan sesuai dengan ketentuan Allah SWT. Begitupula dengan ilmu, jabatan dan segala yang kita miliki harus kita pergunakan dengan sebaik mungkin dan sesuai dengan jalanNya. Jika kita tidak melakukannya itu berarti sama saja kita telah mengkhianati titipan dari Allah SWT. Demikian pula sebagai orang yang telah dititipi oleh Allah kita harus siap menerima konsekuensinya apabila sewaktu-waktu barang yang dititipkan kepada kita itu diambil kembali oleh yang mempunyainya. Contohnya, jika suatu saat ditakdirkan salah seorang anggota keluarga kita meninggal dunia, maka kita harus menerimanya dengan lapang dada. Begitupun dengan hal yang lainnya. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, diditu diterangkan salah satu contoh figure orang yang sadar akan titipan Allah yaitu seorang wanita di zaman Rasulullah saw. yang bernama Ummu Sulaim. Pada suatu hari ketika suaminya yaitu Abu Thalhah sedang tidak di rumah, ia ditinggal mati oleh anaknya. Lalu Ummu Sulaim pun berkata pada keluarganya yang lain “Janganlah kalian beritahukan hal ini kepada suamiku, biarlah aku sendiri yang memberitahunya!” dan keluarganya pun menurutinya. Maka ketika malam tiba datanglah Abu Thalhah. Setelah ia selesai makan minum dan sholat. Ummu Sulaim mendekatinya dan berlaku seperti tidak pernah terjadi apa-apa. Kemudian Ummu Sulaim pun bertanya pada suaminya, “Wahai suamiku, jika ada suatu kaum yang menitipkan barangnya pada kaum yang lain lalu kaum tersebut ingin mengambilnya kembali bolehkah kaum yang dititipkan itu menahan barang tersebut?” Abu Thalhah pun menjawab dengan tegas “Tidak boleh, ia harus mengembalikannya!” Ummu Sulaim pun melanjutkan omongannya “Wahai suamiku, anak kita adalah titipan dari Allah swt, tadi pagi ketika anda sedang pergi sesungguhnya ia telah diambil kembali oleh yang menitipkannya yaitu Allah swt.” Abu Thalhah pun diam seribu bahasa, ia tertegun, dan ada perasaan sedih terhujam di hatinya tapi apa mau dikata anaknya memang titipan Allah yang suatu waktu pasti akan diambil kembali oleh yang mempunyainya. Lalu Ummu Sulaim dan Abu Thalhah pun pergi menemui rasulullah dan menceritakan peristiwa tersebut, lalu Rasulullah pun mendo`akan mereka. Dan do`a rasul pun di ijabah oleh Allah. Ummu Sulaim dan Abu Thalhah diberi penggantinya dengan anak yang banyak dan semuanya shalih. Kesimpulannya dalam menjaga titipan Allah yang kita butuhkan adalah kesabaran, dan kita harus percaya bahwa Allah pasti akan memberikan yang terbaik bagi hambaNya. Jikalau Allah mengambil sesuatu dari kita Insya Allah Dia akan menggantinya dengan yang lebih baik. Amien.. Ulfah Khairunnisa 3a Mu`allimien Pesantren persatuan Islam 1 Bandung Entry filed under My Posting.
Sesungguhnyaapa-apa yang kita miliki di dunia ini hanyalah titipan dari Allah SWT. Maka sungguh sangat dangkat hidup kita jika kita beranggapan bahwa apa yang kita gunakan saat ini adalah milik kita. Betapa hidup kita tidak bernilai jika hanya menjadikan perhiasan dunia sebagai tolok ukur kemuliaan.
semua yang kita miliki hanya titipan...titipan Allah SWT...Jangan lupa follow,like, coment &share. Seringkali aku berkata, ketika orang memuji milikku, bahwa sesungguhnya ini hanya titipan. bahwa mobilku hanya titipan Nya bahwa rumahku hanya titipan Nya bahwa hartaku hanya titipan Nya Jika semua yang kita kehendaki terus kita MILIKI dari mana kita belajar IKHLAS. 2. Jika semua yang kita impikan segera TERWUJUD darimana kita belajar SABAR.